Hikmah ke 188
بسم الله الرحمن الرحيم
رُبَمَا عَبَرَ عَن
المَقَامِ مَن اِستَشْرَفَ عَلَيهِ وَرُبّمَا عَبَرَ عَنهُ مَن وَصَلَ اليهِ
وَذَلكَ مُلتَبِسٌ إلَا عَلَى صَاحِبِ بَصِيرَةٍ
(ربما عبر عن المقام) أى عن أى مقام من مقامات
اليقين كمقام الزهد ومقام الورع ومقام التوكل الى غير ذلك (من استشرف عليه) أى
اطلع عليه وقارب الوصول اليه يظفربه ولم يتحقق فيه
1.Terkadang membahasakan
tentang maqom Orang yg baru melihat terhadap maqom tersebut,’ seperti zuhud waro
dan tawekal dll,
Baru melihat dan udah
mendekat wusul ia menceritakan namun ia belum meyaqini terhadap maqom teresbut.
(وربما عبر عنه من وصل اليه) وتحقق فيه (وذلك)
أى ما ذكر من الحالين (ملتبس) أى يلتبس الفرق بين حال هذا وحال هذا (الا على صاحب
بصيرة)
2. Terkadang membahasakan
tentang maqom orang yg udah wusul, namun tidak akan mampuh menceritakan maqom
tersebut kecuali orang yg mempunyai pandangan hati yg jernih,
فانه لايخفى عليه لأنه يرى فى الكلام صورة
المتكلم الباطنة
Maka sesungguhnya
mereka tak samar lagi baginya, sebenarnya mereka melihat terhadap dohir kalam
yg keluar dari batin yg jernih...
وما هو عليه من كمال أو نقص
Baik mereka sudah
sempurna atau masih kurang dalam keyaqinannya
وعلامة الأول أن يجد الفرح والاستبشار عند
التعبير واستعظام الأمر واستحسانه لكونه فى مباديه وقريب عهد بغيره
Namun mereka yg
awal, menemukan kegembiraan saat menceritakan nya dan sangat mengagungkan
urusan yg mereka baru lihat dan sangat menganggap baik terhadap maqom karena
mereka masih junior dan baru gabung..
بخلاف الثانى فانه يتكلم فيه كعادته فى كلامه
بغيره
Beda dengan yg
kedua sesungguhnya mereka bercerita tentang maqom karena udah terbiasa
menceritakan nya
وربما عبرعن المقام من نقله من كتاب وحفظ أحواله
من ممارسته لكلام القوم وحفظه لعبارتهم وقد يوهم مع ذلك أنه واصل متمكن وعلامته
التى تبين حاله أن يبحث معه على مقتضى قواعد فنون العلم فان صار يتكلف الأجوبة يشم
منه رائحة التعصب والانتصار للنفس والانفة من العجز فهو مدع كاذب
Yg ketiga
menceritakan maqom hasil membaca kitab dan hasil menghapal dari meneliti perkataan nya kaum-kaum, dan menghapal unuk bisa membahasakan, namung mereka terkadang di sangaka telah wusul dan telah tamakun (duduk manis di maqom tersebut), Tanda-tanda mereka yg membahasakan terhadap makom hasil ngopi dari kitab dia sangat berargumen oleh qowaidulpan-pan ilmi, maka jika dia di suruh untuk menjwab maka mereka pandai untuk menjawab tentang maqom dan mereka harum di pandangan manusia, namun dzaoqiahnya(perasan) mereka lemah kurang berpungsi, maka kelaquan mereka adalah pendusta.
Yg ketiga
menceritakan maqom hasil membaca kitab dan hasil menghapal dari meneliti perkataan nya kaum-kaum, dan menghapal unuk bisa membahasakan, namung mereka terkadang di sangaka telah wusul dan telah tamakun (duduk manis di maqom tersebut), Tanda-tanda mereka yg membahasakan terhadap makom hasil ngopi dari kitab dia sangat berargumen oleh qowaidulpan-pan ilmi, maka jika dia di suruh untuk menjwab maka mereka pandai untuk menjawab tentang maqom dan mereka harum di pandangan manusia, namun dzaoqiahnya(perasan) mereka lemah kurang berpungsi, maka kelaquan mereka adalah pendusta.