كن مريدا صديقا مع شيخ مرشد

Jumat, 21 Desember 2018

035.Bibit penyakit yang menybabkan hidup sibuk memiqirkan ma’siat


Hikmah yang ke35

Bibit penyakit yang menybabkan hidup sibuk memiqirkan ma’siat

بسم الله الرحمن الرحيم

     اَصْلُ كُلِ مَعْصَيَةٍ وَغَفْلَةٍ وَشَهْوَاتٍ الرِّضَا عَنِ النَفْسِ وَاَصْلُ كُلِ طَاعَةٍ وَيَقْضَةٍ وَعِفَةٍ عَدَمُ الرِّضَا عَنِ النَفْسِ مِنكَ عَنهَا

Artinya : “Asalnya setiap ma’siat,  lupa kepada  ALLOH SWT , mengikuti hawanafsu, itu bibitnya adalah ridho terhadap nafsunya. 

 Poko setiap to’at , ingat pada  ALLOH SWT, dan terjaga dari terpeleset terhadp  ma’siat,  bibitnya  adalah  tidak ada  ridho terhadp nafsunya ” 

Bibit penyakit yang menybabkan hidup sibuk memiqirkan ma’siat dan melakukannya adalah ridho terhadap nafsunya yang mengajak untuk berkokok.
Dzatnya nafsu  tak mengenal ALLOH SWT, pekerjaanya nafsu mengerjakan dosa , sifatanya nafsu ingkar pada ALLOH ALLOH SWT.
Bibitnya to’at tak ridho terhadap ajakan nafsu.
 Nafsu aya 7 :

1. Nafsu imaroh, adalah merupakan nafsunya yahudi yang tak berpikir kebelakang dan tak bisa berbelok seperti babi, sobatnya nafsu imaroh, lupa sama ALLOH SWT tak mengenal ALLOH SWT, tobeaatnya, kadedemes, koret, bodo, takabur, nuturkeun syahwat nafsu, besar amarah, nafsu imaroh sangat bengis.

2. Nafsu lawamah: merupakan nafsunya nasroni, datangnya dari dalam hati, mengaku baik terhadap yang baik, cuman Dia tidak bisa berbuat baik, mengaku  jelek terhadap yang jelek, cuman tidak bisa meningalkannya, mengaku bagusnya sholat cuman Dia jarang sholat, mengaku  bagus terhadap orang yang berzakat namun Dia juga ga membayar zakat, mengaku baiknya puasa cuman di suka godin, mengaku  agungannya Islam cuman tidak masuk menjadi muslim,
Atau suka amal namun terhalang saat beramal, oleh sifat-sifat yang tercela, juga suka dolim suka berbohong.

3. Nafsu mut’mainnah: datangnya dari qolbu yang paling dalam atau di bilang dari sir sebelah luar, tau terhap adanya ALLOH SWT, dan suka kembali kepada ALLOH, di setiap waktu. 

 Temannya percaya terhadap janjiNya, dan suka bersyukur, shobar saat di uji, ridho terhadap ketentuan walau ketentuan tersebut bukan yang diharapkan, takut nalika  terpeleset terhadap dosa, roja pada ALLOH SWT saat to’at,  batinnya tidak mengaku terhadap kemampuan diri, dikarenakan musyahadah kepada ALLOH SWT, yang maha nunggal.

4. Nafsu mulhimah: datangnya  dari jihat ruh, melihat segala perbuatan dari ALLOH dan melihat semua mahluq di atur sama ALLOH SWT, lalu naik sampai tajali af’al dan asmaNya.

Shobatnya konaat sayang sama sesama mkhluq dan taubat  satiap waktu, tawado di dihadapan makhluq, tadoru di hadapan ALLOH, sabar saat mendapatkan ujian syukur di setiap mendapatkan nikmat, buahnya menujukan rasa dekat dengan ALLOH.

5. Nafsu rodiyah: Datangnya dari sir yang dalam, ridho dan syukur pada sesuatu yang di berikan oleh ALLOH. 
  Yang wajib di lakukan walau pahit yang haram di tinggalkan walaupun manis,  melihat terhadap ketentuan dari azali. buahna ikhlas saat beramal, zuhud & waro, riadoh,  dan tidak inkar janji bilamana Dia janji.

6. Nafsu marDiah: datangnya dari sir yang lebih dalam, hidupnya diridoi sama ALLOH dan ridho mengikuti aturan ALLOH, di asih sama ALLOH, menempuh jalan seperti perjalanan kekasihNya yang telah di beri cahaya ke ma'rifatan, perbuatannya taqorub kepada ALLOH, ahlaqnya seperti akhlaq ALLOH loman sama orang pelit, bersih hatinya dari sifatan yang tercela, penuh oleh sifat yang terpuji dan marifatulloh, mahabah kepada ALLOH, mengikuti Rosululoh, ilang pengakuannya dari alam shogir sampai alam kabir,  dari aras sapai paras tak ada apa-apa didalam hatinya melainkan cuman adanya ALLOH.

7.Nafsu kamilah: datangnya dari sir yang maha paling dalam, yaitu oleh ALLOH di naikan darajatnya, sampai wusul ke makom jam’ul jam’i( maqom bako saba’da parqi ) nyampe sampai maqom ittisol. hanyalah AllOh yg ada


ولذا قال ( أصل كل معصية )اى مخالفة لما امرالله به ونهى عنه(وغفلة)  القلب عن حضرة الربّ ( وشهوة ) نفسانية وهى التعلق بما يشغل عن الله تعالى   (الرضا عن النفس )  بإجماع العارفين وأرباب القلوب لأن الرضا عنها يوجب تغطية عيوبها ومساويها ويصير قبيحها حسنا فمن رضى عن نفسه إستحسن حاله وسكن إليها ومن إستحسن كل حال نفسه وسكن إليها إستولت عليه الغفلة عن الله وبالغفلة ينصرف قلبه عن التفقيد والمراعاة لخواطره  فتثور عليه حينئذ دواعى الشهوات وتغلبته اذليس عنده من المراقبة مايدفعها ومن غلبته شهوته وقع فى المعاصى لا محالة
            ‘’Pokonya setiap ma’siat (sulaya sama yang ALLOH SWT perintahkan dan mengikuti segala yang ALLOH SWT larang) dan asalnya stiap Hati lupa dari hadrot robbi & mengikuti kemauan nafsu ( selalu bergatung pada sesuatu yang melupakan ALLOH SWT)  sebabnya adalah ridho terhadap nafsunya, para ahli ma’rifat sama yang mempunyai penglihatan batin, sepakat terhadap maqalah ini. 

Karena sesungguh nya ridho dari mengikuti hawa nafsunya mewajibkan untuk menutupi keaeban dirinya, sama ke jelekannya, sehingga dirinya jelek menjadi merasa bagus,  barang siapa yang ridho terhadap nafsunya maka Dia akan merasa baik, juga akan senang mengikuti nafsunya, dan barang siapa yang merasa tingkahnya bagus, dan Dia Diam disana, maka akan tersetir olleh lupa sama ALLOH SWT. Oleh karena gaflah, akan berpaling Hatinya dari ketentuan yang harus ia lakukan, dan ia akan senang-senang melakukan ma’siat.

  (ويقظة )أى دخول فى حضرة الرب و تنبه لما يرضيه (وعفة) وأصل كل طاعة)أى موافقة للأمر والنهى
 أى علو الهمة عن الشهوات (عدم الرضا) منك عنها فإن من لم يرض عن نفسه لم يستحسن حالها
 ولم يسكن إليها ومن كان بهذا الوصف كان متنبها متيقظا للطوارق والعوارض وبالتيقظ يتمكن من تفقد
 خواطره ومراعاتها وعند ذلك تخمد نيران الشهوة  فلا يكن لها عليه غلبة ولا قوة فيتصف حينئذ بالعفة

Asalnya  setiap to’at (mengikuti segala perintahan dan menjauhi segala larangan)  & bangun (Hati masuk ke hadrot robbi dan mengingati segala yang diridhoi oleh ALLOH SWT & terjaga dari syahwattun nufusu, adalah tidak ada ridho dari mengikuti hawa nafsunya.

Maka sebenarnya Dia yang tidak ridho terhadap nafsunya, tak akan merasa bagus pada tingkahnya, juga tidak akan tinggal Diam di sanah.  Barang siapa yang tersifati oleh sifat-sifat tersebut, maka Dia akan selalu bangun mengejar perjalanan mengenal ALLOH SWT.

Oleh karena Hatinya masuk ke hadrot ALLOH SWT. Maka ia Diam meninggalkan ajakan nafsu,  saat Dia to’at dan yaqdoh, maka padam syahwatnya yang disamakan dengan api karena panasnya ajakan nafsu. Maka tidak mungkin bagi Dia yang tersifati oleh ifah (terjaga), terkalahkan oleh hawanafsunya.

 وإذا إتصف بذلك كان متجنبا لكل ما نهى الله محافظا على جميع ما أمر الله به وذلك معنى طاعة الله
 سبحانه
Dan apabila Dia tersifati oleh sifat tersebut, maka Dia akan bisa menjauhi setiap perkara yang dilarang juga akan bisa menjaga segala perkara yang di perintah.

ولما كان الرضا عن النفس شأن من يتعاطى العلوم الظاهرية التى لا تدل على عيوب النفس
Masih termasuk golongan orang yang ridho terhadap nafsunya, Adalah ia yang cerdas tentang ilmu dhohir, tetapi kecerdasan tersebut tidak mengenal terhadap keaban nafsunya.

 نهى المصنف عن صحبتهم ومخالطيهم                  


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Total Pengunjung Blog

Postingan Populer

Arsip Blog

About Me

مَا مِن نَفَسِ تُبْدِيْهِ اِلَا وَلَهُ قَدْرُ فِيكَ يُمْضِيهِ
Segala nafas yang keluar darimu itu adalah kekuasaan ALLOH SWT. Dan segalanya di pasti bagimu baik to’at maupun maksiat.
Copyright © Marifat hoos Internasional | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com & Distributed By Protemplateslab