Hikmah yg ke 36
وَلِأنْ تَصْحَبَ جَاهِلًا لَايَرْضَى عَن نَفْسِهِ خَيرٌ
لَكَ مِن أَن تَصْحَبَ عَالِمًا يَرْضَ عَنْ نَفْسِهِ فَاَىُّ عَلمٍ لِعَالِمٍ
يَرْضَى عَنْ نَفْسِهِ فَاَىُّ جَهْلٍ لِجَاهِلٍ لَايَرْضَى عَنْ نَفْسِهِ
فقال ( ولأن) أى والله( لأن تصحب) أيها المريد(جاهلا) بالعلوم الظاهرية (لا يرضى )عن نفسه بأن يسخط
عليها ويعتقد نقصها (خير لك من أن تصحب عالما) بذلك يرضى عن نفسه (لأن صحبة من يرضى عن نفسه وإن كان عالما شر
محض لك)
Mushonif melarang bersahabat dan bergaul sama mereka yang
ridho terhadap nafsunya, walaupun keadaan mereka sangat alim terhadap ilmu
dohir tetapi ia suka mengikuti hawanafsunya.
Dan
Mushonnif ia berkata; Demi ALLOH SWT., kamu Murid bergaul sama orang yang bodo
tetang ilmu dohir tetapi ia tidak ridho terhadap
nafsunya ( sangat benci mengikuti hawa nafsunya dan mengangap hina bilamana ia
terpeleset mengikuti nafsu) lebih bagus
bagi kamu Murid daripada bergalul dan berteman sama a’lim yang suka dan ridho
mengikuti hawa nafsunya.
Demi
ALLOH SWT berteman & bergaul sama mereka yang ridho & suka mengikuti hawa
nafsunya, walupun keadaan mereka orang yang a’lim terhadap ilmu dohir, itu
adalah kejelekan yang sangat patal bagimu.
لان صحبة تؤثر فتكتسب منه هذا الوصف الخبيث فصارعلمه غير نافع لك فى تهذيب نفسك وجهله الذى أوجب رضاءه عن نفسه ضار لك غاية الإضرار وكأنه إن فاته العلم بعيوب نفسه حتى يرضى عنها لا علم عنده
لان صحبة تؤثر فتكتسب منه هذا الوصف الخبيث فصارعلمه غير نافع لك فى تهذيب نفسك وجهله الذى أوجب رضاءه عن نفسه ضار لك غاية الإضرار وكأنه إن فاته العلم بعيوب نفسه حتى يرضى عنها لا علم عنده
Karena sebenarnya berteman sama Dia yag ridho
mengikuti hawanafsunya itu bisa membawa tobeat mu, terjerumus mengikuti hawa
nafsu.
Maka
tidak terbilang orang yang alim kalo Dia ridho terhadap nafsunya, maka ilmunya Dia
di anggap tidak membri mangfaat bagimu, untuk mendidik nafsumu, apa lagi kamu yang
tidak punya apa-apa ridho terhadap nafsu, itu sangat membahayakan bagi ke
imananmu, maka sebenarnya bilamana orang alim tak tau keaeban dirinya, sehingga
ridho terhadap nafsunya maka sebenarnya Dia tidak punya ilmu menurut pandangan orang
yang telah ma’rifat.
فلذا قال (فاي علم لعالم يرضى عن نفسه) وصحبة من لم يرضى عن نفسه وان كان جاهلا خير محض وفيها لافائدة
لأن الطبع يسرق من الطبع والنفس مجبولة على حب
الإقتداء بمن تستحسن حاله فصارجهله غير ضار لك
الإقتداء بمن تستحسن حاله فصارجهله غير ضار لك
وعلمه الذى أوجب عدم رضائه عن نفسه نافعا لك غاية
النفع وكأنه إذا علم بعيوب نفسه حتى لم يرضى عنها لاجهل عنده
Maka
karena itu Mushonnif Dia berkata; maka tidak termasuk orang alim bagi Dia yang
alim terhadap ilmu dohir, tetapi Dia ridho terhadap nafsunya, sedangkan
berteman dengan orang yang tidak ridho terhadap nafsunya, walaupun Dia bodo tentang
ilmu dohir, itu adlah kebaikan yang sangat suci. Dalam pembahasan maqalah tersebut
banyak paedahnya, sesungguhnya tobeat memaling terhadap tobeat yang lain,
sedangkan nafsu ditetapkan untuk suka mengikuti terhadap orang yang kamu
mengagap baik kepadanya, maka karena itulah, kebodoan Dia yang tidak ridho terhadap
nafsunya itu tidak membahayakan bagi mu, sedangkan didalam dadanya orang yang
bodo tentang ilmu dohir tetapi Dia cerdas tentang elmu batin, yang menujukan tidak
ridho terhadap nafsunya, maka membri mangfaat yang sangat bermangfaat, bagi Dia
yang berteman dengan orang yang tidak ridho sama nafsunya walaupun Dia bodo,
Sebenarnya orang yang alim terhadap kelemahan nafsunya, sehinnga Dia tidak ridho
mengikuti hawa nafsu, itu adalah tidak termasuk orang yang bodo, menurut orang yang telah ma’rifat.
ولذا قال ( وأى
جهل لجاهل لا يرضى عن نفسه ) لأنه إذا حصل له هذا العلم صار لا جهل عنده حتى لا يتضرر به مخالطه فتكون صحبته خيرا محضا
فالتنوين فى قوله علم وجهل لتنويع أى فأى علم نافع وأى جهل ضار
Karena itulah Mushonnif Dia berkata; tidak termasuk orang
bodo apabila memang Dia tidak ridho terhadap nafsunya, karena sebenarnya Dia tidak
ridho terhadap nafsunya maka Dia mendapatkan ilmu, jadi Dia tidak bodo menurut orang ma’rifat walaupun Dia tak
bisa baca kitab gundul, sehingga tidak bahaya bergaul sama Dia walau Dia tidak
pintar, balikta sangat bagus bergaul dengannya,
Jadi kamu harus tau mana yang pantas ditemani, baik sama orang yang bodo yang tidak ridho terhadap nafsunya
atau sama orang yang alim namun Dia mengikuti nafsunya?
0 komentar:
Posting Komentar